Kamis, 18 Oktober 2012

ANDAI AKU MENJADI KETUA KPK


ANDAI AKU  MENJADI KETUA KPK
Hari pertama menjadi ketua KPK yang kulakukan adalah mengumpulkan keluarga dan kerabat untuk berpamitan dan mengikrarkan janji pribadi untuk mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi dan keluarga serta kerabat, memohon maaf dan mohon dimaklumi agar keluarga serta kerabat tidak berharap mendapatkan kemudahan-kemudahan ataupun jangan berharap mendapatkan keistimewaan yang terkait dengan tugas saya sebagai ketua KPK sekalipun anak dan isteri. Selanjutnya adalah meninggalkan atau mengundurkan diri dari segala bentuk aktivitas pekerjaan atau bisnis yang menimbulkan konflik of interest terkait tugas sebagai ketua KPK. Dan meminta agar semua anggota KPK untuk melakukan hal yang sama.
I.                    Memberantas Korupsi di Indonesia dengan mengutamakan program-program preventif / promotif :
1.       Kehidupan Rumah Tangga : Program pencegahan anti korupsi pada pasangan pengantin, ibu
       hamil, Kepala Keluarga dan anggota keluarga baru.
2.       Jalur Pendidikan : Program pencegahan anti korupsi dimulai dari system penerimaan murid
      baru, mahasiswa baru, muatan materi anti korupsi di sekolah
3.      Jalur Birokrasi : Program pencegahan anti korupsi dengan focus utama di institusi pemerintah
      dimulai dari system penerimaan CPNS, sytem promosi, mutasi.
4.      Keagamaan : sertifikasi anti korupsi bagi tokoh agama.
5.     Jalur Sosial : menjalin kerjasama dengan pegiat anti korupsi yang tersebar di setiap wilayah.

II.                  Memberantas Korupsi di Indonesia dengan mengalakan program Internal Blower :  membentuk Tim Sukarelawan Bayangan  (TSB) yang terdiri dari perwakilan-perwakilan yang sudah teruji integritasnya dgn seleksi ketat dan diberikan reward, salah satu tugasnya adalah pengawasan internal terhadap indikasi korupsi :
1.       Internal Blower dikalangan siswa/mahasiswa , dididik dan ditetapkan menjadi Kader Anti Korupsi
2.       Internal Blower dikalangan dosen/guru
3.       Internal Blower di institusi Pemerintah, minimal 1 orang di setiap kantor Lurah di Jakarta atau minimal 1 Orang di setiap Kantor camat di luar Jakarta, minimal 1 orange di SKPD atau unit dinas atau kantor, minimal 1 orang di setiap kementrian dan Badan.

III.                Program Ikrar Pagi Nasional (PIPN)
Pada setiap lembaga pendidikan diwajibkan membaca ikrar sumpah untuk tidak korupsi sebelum memulai pelajaran, Pada setiap kator, badan, lembaga, departemen , atau institusi layanan wajib membacakan ikrar sebelum menjalankan tugas layanan pada masyarakat serta wajib memiliki spanduk yang lantang tentang anti korupsi :
Ikrar tersebut minimal berisi : bersumpah bahwa tidak akan melakukan tindakan koruptif dalam melaksanakan tugas hari ini dan jika melanggar maka bersedia dihukum cambuk di hadapan masyarakat luas.

Selasa, 05 Mei 2009

DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dr.H.Sudradjat SB.

Penyebab dan perantara penularan.
Manifestasi penyakit.
Pengobatan.
Pencegahan.
Penyebab dan perantara penularan.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Manifestasi penyakit
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu :
• Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
• Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
• Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dsb.
• Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Pengobatan.
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika
Pencegahan.
Pencegahan dilakukan dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. GUNAKAN CAIRAN/KRIM ANTI NYAMUK (MOSQUITO REPELLANT) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir. Kolam / akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijual di toko-toko) BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG / SORE HARI.
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
Demam Berdarah Dengue
Penanggung Jawab: Titte K. Adimidjaja
Editor: Tri Djoko Wahono
Tim Penulis: Kristina, Isminah, Leny Wulandari
I. PENDAHULUAN

Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.

Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
.
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.

Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.

Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

II. EPIDEMIOLOGI

1. Penyebab
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga. 3

2. Gejala
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 �C- 40 �C)
b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
c. Hepatomegali (pembesaran hati).
d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm�.
f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
h. Pendarahan pada hidung dan gusi.
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

3. Masa Inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.

4. Penularan
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.

5. Penyebaran
Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :
- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.234 orang.
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
- Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah
mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 389 orang.

III. PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan �3M Plus�, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

IV. PENGOBATAN

Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara:
� Penggantian cairan tubuh.
� Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter �2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
� Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.

V. KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.
b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004).
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).
f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur :
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia
Asosiasi Rumah Sakit Daerah
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis.
i. Menyediakan �call center�.
DKI Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam)
DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669
DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021) 5265043
j. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.

VI. TINDAKAN BADAN LITBANG KESEHATAN

Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah, Badan Litbang Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, di antaranya :
1. Penelitian Seroepidemiologi Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak dan Remaja di Mataram, Tahun1998.
2. Penelitian Evaluasi dan Pembinaan Pokja DBD Khususnya Ibu Dasa Wisma dalam Pelaksanaan Penanggulangan Penularan Penyakit DBD, Tahun 1999.
3. Penelitian Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Tahun 2000.
4. Penelitian Pengembangan Metode Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Tahun 2001.
5. Penelitian Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta 2003.
6. Penelitian Wabah Demam Berdarah Dengue pada Sepuluh Rumah Sakit di DKI Jakarta Tahun 2004. (Penelitian ini sedang berlangsung).

Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System ( EWORS ).
EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat.
Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.

VII. KESIMPULAN

1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
2. Sejak Bulan Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% )10. Kasus DHF tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) dan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
3. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF terutama pada musim penghujan.
4. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan �3M Plus� yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi setempat.


VIII. SARAN

1. Perlunya digalakkan �Gerakan 3 M plus� tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
2. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
• Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
• Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
• Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
- Paracetamol membantu menurunkan demam
- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
• Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
 
Posted by Picasa

Senin, 16 Maret 2009

Dermaga Baru

jum'at 13 Maret 2009 aku dilantik menjadi kepala seksi Kesejahteraan Mayarakat...kelurahan meruya selatan...waduh...gw kan baru satu minggu orientasi di Jakarta barat....Belum banyak tahu tentang demografi kelurahan meruya selatan....tenang aja "the word on my fingger tip "...searching....meruya selatan...alamaaaaaaaaaaak....PORTANIGRA GATE....portanigra gate....minim banget info yang gw dapet...kecuali sengketa tanah antara Pt.Portanigra dengan masyarakat meruya....walah...aset Pemda DKI mau di eksekusi jugaaaaa? termasuk kantor kelurahan meruya selatan dong ya........

Jumat, 16 Januari 2009

Terima Kasih Semua

Assalammu'alaikum, Wr. Wb

Salam Sejahtera!


Akhirnya....
Setelah 1,5 tahun perjalanan saya di kerajaan AGD...
Harus melangkahkan kaki keluar dari gerbangnya...
Meletakkan tombak, panah , parang, pedang, cangkul, dan melempar handuk ...
Meneruskan tongkat perjuangan kepada pejuang lainnya....

Rasanya baru kemarin kapal saya berlabuh di AGD...
Tak terasa sekarang harus meninggalkannya dan menarik jangkarnya...

Ya..saya akan segera pergi...Tidak lagi di kerajaan ini...Bukan lagi di pelabuhan sini...
Di suatu tempat yang lain...bukan meninggalkan.. namun meneruskan ilmu, cita & cinta...
yang juga pernah saya dapatkan disini...yang tidak sedikit....bahkan tidak terhitung...


Untuk semua yang terlibat...Untuk semua yang berpengaruh...
Terimakasih untuk ilmu, cita & cinta...
Baik & buruknya...adalah
pengalaman...
Dan pengalaman adalah pelajaran terbaik....

Terimakasih kepada Direktur (Pak John) atas kesempatannya, saya menimba ilmu di kerajaan Bapak...walau hanya enam bulan bersama bapak...tapi terasa enam tahun...ini bukan berarti membosakan...melainkan padat berisi...enam bulan bersama bapak banyak yang dapat saya pelajari seperti belajar enam tahun...

Jujur pak..ini gak berlebihan...terutama saya belajar bagaimana ”mengendalikan emosi” Bapak sangat sabar...dan sedikitpun tidak terlihat ”arogan” (sebuah penyakit yang biasa diderita oleh kebanyakan orang yang memiliki jabatan)

Pernah suatu hari saya menduga bapak pasti marah...tapi ternyata bapak malah mengibarkan bendera perdamaian, Bapak malah menyapa duluan ” Pulang dari Solo ya li ?” kata Bapak. Saya jadi malu sendiri...karena belakangan saya tahu saat saya berlibur itu, Bapak sedang ”Ronda malam” di KPKD.

”Saya tidak takut sama bapak tapi saya sangat segan...” dulu saya pikir kalimat seperti ini hanya untuk orang yang sedang menghibur diri karena takut. Tapi sekarang saya merasakan sendiri..saya segan sama bapak..mungkin bapak bisa ajarkan ilmu bapak ini pada pejabat-pejabat yang suka bicara kasar, keras yang membuat orang takut...tapi dicibir dibelakang tembok...

Terimakasih pak Haji Arham...atas ilmu menyelamatkan diri...pak haji yang selalu selesai tepat waktu melaksanakan tugas, pasti waktu kuliah dulu ngumpulin tugas (PR) duluan ya pa haji ? Saya banyak belajar dari pak haji...tapi komentarnya dikit aja ya..kan pak haji mau pindah juga..pendek kata Pak Haji adalah figur bapak yang baik...

Terimakasih Kepada Pak Abu...atas ilmu meringankan tubuh...eee...maksudnya ilmu meringankan beban...bapak bisa membuat pekerjaan sulit jadi lebih mudah ...kata-kata ”masih untung” membuat kami yang mendengarkan menjadi memiliki harapan kembali untuk tetap bekerja tanpa larut dengan apa yang sudah berlalu.

Terimakasih untuk Mba Maya, yang teliti, tekun, jujur, tegas dan cerdas, pekerjaannya yang berat semakin berat tatkala saya yang sok sibuk selalu meninggalkan tempat karena harus ke KPKD, biro keuangan, bawasda, bank Dki ..muter terus hampir tiap hari sehingga mbak maya kehabisan pulsa karena nelpon untuk menanyakan sesuatu kebijakan yang harus diambil. Padahal sejujurnya mbak Maya lebih bijak dalam memutuskan sesuatu...yang akhirnya saya bilang ”sebaiknya gimana mbak ?”.

Terimakasih untuk Mbak Lisa yang selalu menjawab ”nggak” ketika ditanya ” Lisa, sedang sibuk ya? Padahal saya tahu Lisa nyaris gak pernah santai. Itu karena Lisa selalu bersedia membantu. Lisa yang masih tetap tegar saat AGD dilanda krisis keuangan, krisis administrasi, krisis kepemimpinan di era 2007an di saat kami dicaci teman, dihina kawan, disepelekan sahabat, diusik, dikejar waktu, kelelahan, putus asa... lisa masih tetap tegar dan dan bertanya ”Apa yang bisa Lisa bantu, pak ?” Thanks Lisa..

Terimakasih Mbak Awiyah...yang membuat suasana baru, ada saja yang membuat kami jadi bisa tertawa, jadi tersenyum...Kerja jadi gak terlalu stress kalau ada mbak awiyah..apalagi kalo mbak awiyah sudah mengeluarkan Kitab wasiat berisi daftar nomor telpon rumah makan...wah pasti pertanyaan selanjutnya..” makan apa kita pak ?Ayam penyet aja deh mbak...thanks ya mbak makan saya jadi teratur...Thank bu lek..

Untuk semua temen2 di Tu dan keuangan, Mbak Yussy...thanks ya pertahankan keramahannya....Mbak Dian jangan pindah dong Agd perlu Pakar pembuat kontrak seperti mbak dian , ngKong mail jaga kesehatan kerja kerja..istirahat ya istirahat.., kang dedi jangan suka berantem..kadang gak semua orang ngerti apa yang kita maksud.. , pak japistar terus semangat, optimis..motivator.., Mas Gopal teruskan perjuangan..kalau kita tidak memperjuangkan apa yang kita inginkan..orang lain juga tidak akan memperjuangkanny. Pak rohmat tetap setia..jangan khawatir, rendah hati itu gak sama dengan rendah diri, pertahannkan rendah hati itu.., pak Furqon pantang menyerah ..Jihad.., Mas Dodi tetap rasional dan cerdas..sabar saja ..pasti ada hasilnya.. ,mas irawan ayo semangat , mas arif....mas arif..lho kemana nih...akhirnya...

Teman2 semua adalah pejuang yang tangguh..teruskan perjuangan...

Untuk Pak Kartiko...Satu lagi orang sabar dan bijak yang saya temui..satu pelajaran yang saya dapat dari pak kartiko, ketika saya mau memberikan uang tunjangannya saat itu pak kartiko menolak dan berkata ” pak ali, untuk saya nanti saja...saya menunggu anak2 gajian dulu..kasihan anak2 sudah lebih 3 bulan tidak gajian..gak tega saya”.Akhirnya saya putuskan untuk tidak juga menerima tunjangan, juga untuk rekan lainnya.(...hingga hari ini...)..hari itu saya belajar dari Pak Kartiko...”meskipun hak, bukan berarti mengabaikan orang lain”

Untuk semua rekan Operasional di kantor( pak pepen thanks ya selalu nyediain pulsa), Untuk semua rekan di wilayah timur, pusat, barat, selatan dan utara Selamat berjuang..bekerja yang baik...AGD ini milik orang2 yang berada di dalamnya...ibarat perahu..Meskipun hampir semua orang berbuat kebaikan tapi satu orang saja sudah cukup untuk membuat perahu menjadi karam....

Untuk Pak Nurdin...nasehat2nya..kata2nya...mengandung makna yang tinggi...Pak Nurdin cocok ngurusin diklat..karena pak nurdin giat menimba ilmu....ilmu dunia dan ilmu akhirat...Untuk semua teman2 di Diklat, dr. Esti Cs, bapak dan Ibu kumpulan orang2 pintar...kalau gak ada tim yang kuat dan sabar seperti bapak dan ibu semua...bukan gak mungkin..AGD tinggal menunggu waktu...mungkin bakal berubah jadi museum Ambulans. ( o..iya...kapan saya di undang ikut diklat gratis ? )

Untuk rekan2 tehnisi, Security, OB . tanpa kalian semua AGD bukan apa2...kalau gak ada bapak2 security...unit Ambulans AGD mungkin udah pindah ke penjual besi tua. Kalo nggak ada tehnisi...unit Ambulans AGd mungkin pindah ke bengkel semua...kalau gak ada OB...yang bersih2..mungkin karyawan yg ada di kantor bolak-balik ke rumah sakit..Kang asep..kang jajat...thanks nasi padangnya, thanks mie gorengnya...thanks mie rebusnya..thanks udah nyediain air dingin...saya gak bisa balas semuanya...

Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu....

Tiada siapa, apa-apa-nya saya tanpa kalian semua.....

Mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang sudah saya perbuat.

Sekali lagi..TERIMAKASIH!

Sukses buat semuanya!

Wassalam

Dapat di akses di :

http://www.alieskaem.blogsome.com